SEJARAH DESA

Sejarah Desa Bahitom

Nama sebuah desa sering kali mengandung cerita dan makna yang dalam, mencerminkan sejarah, budaya, dan tradisi masyarakatnya. Salah satu contoh yang menarik adalah Desa Bahitom, yang terletak di daerah yang kaya akan kekayaan alam dan budaya. Nama “Bahitom” sendiri berasal dari bahasa Dayak Siang, yang terdiri dari dua kata: “bahi” dan “tom.” Dalam bahasa Dayak Siang, “bahi” berarti angin, sementara “tom” berarti hitam. Jadi, nama “Bahitom” dapat diartikan sebagai “Angin Hitam.” Desa bahitom awalnya disebut kampung muara bahitom yang terletak dimuara sungai bahitom.

Asal usul nama ini berhubungan erat dengan cerita yang diwariskan oleh orang tua zaman dahulu mengenai fenomena alam di sekitar Sungai Bahitom. Sungai bahitom adalah sungai dengan warna merah kehitaman yang pada saat itu dianggap istimewa oleh penduduk setempat karena setiap tahunnya sungai tersebut dimasuki oleh ikan tempahas atau disebut juga ikan tapah. Menurut cerita tersebut, ketika angin hitam bertiup kencang di sekitar sungai, itu menjadi tanda bahwa banyak ikan tapah atau ikan tempahas sedang memasuki sungai untuk berkembang biak. Ikan tapah, yang merupakan ikan air tawar besar dengan daging yang lezat, sering kali dianggap sebagai sumber makanan dan pendapatan penting bagi masyarakat sekitar.

Angin hitam ini dianggap sebagai pertanda alam yang membawa perubahan musim, yaitu musim ikan tapah datang ke sungai untuk bertelur. Warga desa, terutama nelayan dan mereka yang bergantung pada hasil tangkapan ikan, sangat menghargai fenomena ini. Ketika angin hitam muncul, itu adalah sinyal bahwa saatnya untuk mempersiapkan peralatan menangkap ikan tapah / tempahas yang banyak. Dengan begitu, nama Bahitom tidak hanya mencerminkan kondisi alam setempat tetapi juga menunjukkan hubungan yang erat antara masyarakat dengan alam sekitar mereka.

Angin hitam ini menjadi simbol dari perubahan yang terjadi setiap tahun, menunjukkan waktu bagi ikan untuk berkembang biak dan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan bijaksana. Fenomena ini menunjukkan adanya keseimbangan antara alam dan kehidupan manusia, di mana keduanya saling bergantung dan memberikan manfaat satu sama lain.

Bahitom, dengan nama yang mengandung makna tidak hanya mengenalkan kita pada kekayaan alam yang ada di sungai tersebut, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan warisan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur. Meskipun zaman telah berubah, cerita tentang angin hitam dan ikan tapah tetap hidup dalam ingatan masyarakat Bahitom, menjadi bagian dari identitas mereka yang terus dilestarikan dan dihargai.

Awal mulanya pemukiman Desa Bahitom ini adalah tempat beristirahat bagi keluarga-keluarga suku dayak murung yang mata pencahariannya berladang dan bertani dengan cara nomaden atau berpindah-pindah.

Dengan bertambahnya penduduk yang bermukim dan membangun tempat tinggal, sekitar pada tahun 1915 pada saat itu indonesia yang masih dijajah oleh belanda dikunjungi oleh salah satu petinggi belanda meresmikan kampung muara bahitom dan mengangkat kepala kampung muara bahitom yang pertama yang bernama bali.

Desa Bahitom merupakan 1 dari 15 Desa dan kelurahan yang ada dikecamatan murung kabupaten murung raya provinsi kalimantan tengah. Terletak dipinggiran Daerah aliran sungai barito dan mempunyai luas wilayah kurang lebih 56.000 km2 dan berbatasan dengan desa Danau usung di sebelah utara, desa Muara laung disebelah timur, desa muara jaan disebelah selatan serta desa tahujan untu dan kelurahan beriwit disebelah barat.

Desa Bahitom Berjarak kurang lebih 8 km dengan waktu tempuh 20 menit dari pusat pemerintahan ibukota kabupaten kota puruk cahu, dan berjarak kurang lebih 400 km dari pusat pemerintahan ibukota provinsi palangka raya dengan waktu tempuh kurang lebih 8 jam.

Berdasarkan sejarah dan data arsip desa, kepala desa yang pernah menjabat adalah :

  • Kepala Desa pertama yaitu Bali yang menjabat pada periode sekitar tahun 1915-1928
  • Kepala Desa kedua yaitu Durasat yang menjabat pada periode 1928-1937
  • Kepala Desa ketiga yaitu Dubal yang menjabat pada periode 1937-1946
  • Kepala Desa keempat yaitu Syahdan yang menjabat pada periode 1946-1949
  • Kepala Desa kelima yaitu Marpan Opo yang menjabat pada periode 1949-1959
  • Kepala Desa keenam yaitu Buntal yang menjabat pada periode 1959-1980
  • Kepala Desa ketujuh yaitu Hadrani yang menjabat pada periode 1980-1989
  • Kepala Desa kedelapan dan kesembilan yaitu H. Abidinsyah yang menjabat selama 2 periode yaitu tahun 1989 sampai tahun 2003
  • Kepala desa kesepuluh yaitu H. Tuni yang menjabat pada periode 2009-2014
  • Kepala desa ke11 yaitu Edi Sabara yang menjabat pada periode 2015-2021
  • Dan saat ini Desa Bahitom dipimpin oleh kepala desa ke12 yaitu H.TUNI yang kembali menjabat pada periode 2021-2029.

Jam Kerja

Senin – Jum’at

07:30 – 15:00 WIB

ALAMAT KANTOR

Jln. Kompleks Perkantoran RT.02 Desa Bahitom Kode Pos : 73911

Media Sosial

PEMERINTAH DESA BAHITOM

Jln. Kompleks Perkantoran RT.02 Desa Bahitom Kode Pos : 73911

Tautan